Sabtu, 15 Oktober 2016

Yuk kita jadi Pelopor Safety Riding!

Sebenarnya udah lama banget pengen nulis ini di blog, tapi karena kesibukan yang makin bertumpuk - tumpuk membuat draft ini akhirnya jadi terlupakan. Btw, artikel ini saya buat sebenarnya lebih cenderung kepada curahan hati sih.. eh, tapi tolong jangan salah sangka dahulu, ini bukan curhatan galau karena ingat mantan loh tapi soal berkendara dan berlalu lintas di jalan raya.

        Oke, berawal dari keprihatinan saya soal para pengendara sepeda motor yang menyebut diri mereka Bikers, Anak Motor, Touring Mania,dsb tapi tidak mampu memberikan contoh yang baik dalam berkendara dan berlalu lintas. Sudah berkali - kali saya sendiri dan suami menemui pengendara motor yang seperti ini baik di kehidupan sehari - hari atau pada saat kami berdua touring (baik solo touring 2 - nyawa 2 motor maupun 2 nyawa - 1 motor). Sebagai contoh, pengendara dengan laju kurang dari 40 Km/jam berjalan di jalur kanan, dimana jalur kanan seharusnya diperuntukkan pengendara lain yang ingin menyalip/mendahului, saat berbelok lupa atau memang sengaja tidak menyalakan lampu sein (lampu riting) sehingga membingungkan dan membahayakan pengendara lainnya yang ada di belakang.

   Bahkan saya dan suami saat solo touring sering menemukan pengendara yang beraksesoris lengkap ala touring bikers seperti box lengkap -atas, kanan & kiri-, hand guard, stang fatbar, motor yang sudah di beri peninggi biar keliatan jangkung, ban gambot, lampu sein yang di modifikasi jadi lampu hazard (lampu hazard itu lampu seinnya nyala berkedip dua - duanya) serta tidak lupa pasang sirene toa tapi berlalu lintas saja tidak mampu. Berasa seperti raja jalanan dengan membawa lampu lalin ala pak polisi membelah jalanan kasih isyarat sana sini dan parahnya lagi, menyalip zig-zag! Maaf ya, tapi jalanan ini milik umum bukan punya bapak loe! Dan lebih lucunya lagi berbelok malah menggunakan isyarat tangan. Lalu kemana lampu seinnya koq ga digunakan?? ooh, mereka lebih memilih untuk menyalakannya sebagai lampu hazard daripada dipakai untuk isyarat berbelok, ckckckckck...!!

   Contoh lain adalah anak club motor touring yang ngakunya keren tapi berkendara mau kopi darat aja konvoi rame - rame tanpa ijin resmi, menuh - menuhin jalanan sehingga pengendara lain bingung apabila mau mendahului bahkan ada yang sampai bertindak arogan menghalau kasar pengendara lainnya. Apakah mereka tidak malu sama aksesoris yang ala touring dipasang di sepeda motor tapi sikap saja begitu? Apa ga malu bawa - bawa nama club motor tapi sikap saja masih arogan di jalan raya??

   Dan kondisi di perburuk dengan datangnya musim mudik lebaran. Aduh! Banyak pengendara yang membawa barang sampai overload di sepeda motor mereka bahkan ada barang - barang ada yang menutupi lampu indikator dan lampu sein belakang, di tambah dengan memboceng keluarga tercinta di sela - sela tumpukan barang yang mereka bawa. Maaf, bukannya mendoakan yang jelek - jelek sih, semisal terjadi sesuatu di jalan raya dan keluarga yang anda bonceng jadi korban trus gitu yang rugi siapa? Situ juga kan akhirnya?? Jangan karena alasan berhemat dan ekonomis keselamatan anda dan keluarga di buat taruhan. Bersikap bijaklah dengan menyusun barang - barang anda lalu  di pos kan ketempat tujuan mudik anda jauh - jauh hari. alternatif lain adalah reservasi tiket angkutan perjalanan anda jauh hari sebelumnya.

  Di artikel ini saya mengajak saudara-saudari, dulur - dulur sesama Touring mania untuk menjadi contoh yang baik dalam berkendara karena dari contoh kecil itu akan jadi teladan untuk yang lainnya. Selain itu dengan tertib berkendara dan berlalu lintas kita mendapat keuntungan yaitu selamat sampai di tujuan. Bukankah touring itu seharusnya yang dinikmati perjalanannya bukan menjadikan jalan raya sebagai arena adu cepat? Kalau mau adu cepat sekalian aja kaya si mas Valentino Rossi, beradu di arena resmi. Dapat gelar pembalap, terkenal, otomatis pundi - pundi keuangannya bertambah :D.

   Yuk kita berpositif di jalan raya. Patuhi rambu yang dibuat dan peraturan tentang safety diri. Karena semua ketentuan itu dibuat bukan untuk merugikan kita tapi sebaliknya malah menguntungkan, karena setidaknya kita bisa terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Ingat nyawa itu ga dijual dimana - mana.

   Sekian dahulu artikel ini, semoga bermanfaat. Apabila ada kata - kata yang kurang berkenan saya minta maaf. Saran dan kritik bisa langsung ke kolom komentar. Terimakasih dan selamat beraktifitas Lur!! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar