Kamis, 16 Juni 2016

Trip to Bali. Part 3: Penginapan 'ajaib' dan Sunset Pantai Kuta yang legendaris.

"Horeee.. Sampai juga kita di Bali sayang!" Kata saya waktu itu ke suami yg langsung disambut dgn senyum lebarnya.
Perjalanan dari Gilimanuk ke Kuta memakan waktu sekitar 3,5 jam - 4 jam. Jam sudah menunjukkan pukul 12.30 WITA (waktu Bali) saya mengingatkan suami untuk mampir ke Pura Tanah Lot, tp suami ga tertarik setelah saya jelaskan ada apa saja di Tanah Lot. Suami malah minta langsung ke Kuta, cari penginapan, lalu hunting sunset di tepi pantai.

Sampai di daerah Kuta, kita sempat tersasar2 nyari Poppies 1 & 2 meskipun udah lihat peta. Setelah tanya penduduk lokal akhirnya sampailah kami di Jl. Poppies 2. Sebagai catatan, apabila bertanya dimana letak Jl. Poppies 1 / Jl. Poppies 2 (ini jalan bersebelahan, dan ada jalan tembusnya) ke penduduk lokal yang berdomisili di sekitar Kuta harap berhati - hati. Kebanyakan mereka 'calo penginapan'. Apabila mereka bertanya, "cari penginapan di poppies dek?", maka cukup jawab saja, "bukan bu/bapak, saya ada janjian dgn saudara di Poppies". Rekomendasi saya sih, kalau nyari penginapan murah, strategis dan ramah kantong langsung aja ke Poppies 1/Poppies 2, nah tuh gang di ubek2 aja, banyak koq yang nawarin penginapan murah dengan tarif 50rb - 250rb per malam.

Oke lanjuutttt.....

Poppies 2 terletak persis di sebelah Beachwalk (sejenis mall, tapi konsepnya semi outdoor. Ramah lingkungan karena mengurangi dampak AC). Jangan harap ketemu penanda "Jl. Poppies II" karena ketutupan sticker2 ga jelas + ketutupan sponsor minuman air kelapa (haduuhhh...)

First Impression sama gang ini adalah: RAMAI men! Banyak taksi masuk kalo sore, meskipun jalanan itu nge-press untuk mobil masuk. Alhasil, pejalan kaki kudu buru2 minggir naik ke trotoar yg juga RAMAI.

Sempat bingung cari penginapan, lalu diantara toko yang menjual perlengkapan untuk surfing , mini market dan mini bar tersembul neon box kecil (awas kudu jeli) penginapan yang super legendaris. Yupp penginapan itu adalah LOSMEN ARTHAWAN.

Ni contoh aja. Keadaan sekarang pake neon box (foto ambil dari Google karena saya ga sempat foto)

Letaknya agak menjorok ke dalam. Dengan rate harga 50ribu per orang / malam kita sudah bisa nginap ditempat ini (karena saya berdua suami jadi kena 100ribu/malam) cukup murah mengingat lokasinya yang super strategis. Mau ke Legian? Tinggal jalan lurus aja sampai di ujung Poppies yang satunya (sebelah timur). Mau ke Pantai? Jalan aja ke luar (ke arah barat) sampai di Pantai Kuta. Mau ke mall? Disebelah gang ada Beachwalk 😁.

                 Kartu nama Losmen Arthawan

Penginapan ini sebenarnya udah di review oleh banyak traveller (searching aja di Google). Banyak yang bilang kalo penginapan ini ga bisa tenang pas malam tiba, berisik karena musik dari mini bar yang tersebar di sepanjang Poppies 2. Berdasarkan review tersebut kami nyoba dlu nginap 1 malam. Kami dapat kamar Single Bed besar (Bednya besar, bahannya busa tebal, empuk, di pake orang 4 bisa, bahkan dengan barang2 kami yg bertebaran di pinggir kasur pun masih bisa guling2) kamarnya lega, pakai kipas besar (percayalah pakai kipas disini udh cukup, karena malan hari saya 'nglilir' untuk matiin kipas karena kedinginan), ada lemari, kamar mandinya besar, pakai shower, wc duduk, dan ada wastafel. Minusnya cuma 1, ga ada selimut. Ga masyaalah sih klo menurut saya, yang penting murah dan ga mbambung udah cukup.

                   Kamarnya Losmen Arthawan (tampak depan)

                                  Nota pembayaran Losmen Arthawan

Setelah menurunkan barang2 dan melemaskan otot, kami main ke pantai Kuta. Baru duduk sebentar udah banyak pedagang lokal yang menjajakan dagangan. Mulai dari tikar sampai baju. Saya akhirnya memutuskan beli 2 pasang celana kolor dan 2 pcs kaos tanpa lengan dengan harga 150rb setelah tawar menawar yang ALOT sama si ibu penjual.

             Lagi tawar menawar sama si ibu penjual baju

               Si ibu ini nama kerennya "Nikki" tapi nama aslinya Gusti.

                  Ogahh ahh klo harga segitu! Turunin lagi napa?!
 
Mahal? Iyaa emang, namanya juga tempat wisata yg "bule minded". Selain itu kami juga butuh karena celana kolor yang sudah disiapin ga ikut kepacking dan ketinggalan di rumah Surabaya.
Hari pertama ga ada sunset, karena mendung menggelayut tebal di ufuk barat, jadi langitnya membiru. Jam 6 lebih kami pulang ke penginapan untuk istirahat dan makan malam.

Saat dikamar, kami ga langsung tidur. Tapi memastikan review soal kamar yang katanya "berisik karena musik dari bar", dan ternyata TIDAK TERBUKTI. Toh di kamar tenang2 saja koq. Untuk berjaga - jaga kalau ke Losmen ini, minta aja kamar dipojok seperti saya 😁😆.

Tidur jam 7 malam dan saya terbangun jam 3 pagi (selama di bali jam yg saya gunakan adalah waktu Indonesia tengah). Ternyata suami udah bangun duluan dan kami kelaparan. Hahahaha...
Ngeluarin motor, buka map, menuju ke Nasi Pedas Bu Andika di Jl. Raya Kuta, persis di depan Joger, kenapa kesana? Karena hanya disitu tempat makan 24 jam yang saya tahu.

           Makan di Nasi Bu Andika itu tergantung banyaknya lauk yg diambil. Minuman disana variatif, tapi kami memilih minum Teh Botol.

Overall masakannya lumayan enak, pedes banget sihh ga. Klo kualifikasi saya sih pedasnya masih wajar.

Selesai makan, saya dan suami kembali ke penginapan. Rencananya sih mau perpanjangan stay di Losmen sampai besok (tanggal 7) tapi karena si bapak yang jaga front office lagi tidur nyenyak di sofa, kita mengurungkan niat tersebut sampai besok pagi saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar